Di postingan yang judulnya panjang kali ini, saya mau nyeritain peristiwa yang saya alami beberapa hari yang lalu. Sebelumnya saya juga agak bingung mau ngasih judul apa. Ya jadinya panjang kayak gitu, maklum blogger nyubie, hehehe.
Beberapa waktu yang lalu mungkin Masbro Mbakbro pernah denger kasus tentang harga-harga barang di mini market (seperti ind*maret, alf*mart) yang tidak sesuai dengan label di raknya. Misalnya Masbro Mbakbro beli roti yang label harga di raknya tertulis 10.000 rupiah, ternyata waku bayar di kasir harganya 12.000 rupiah. Tentunya hal ini sangat merugikan konsumen walaupun nilainya tidak terlalu besar. Tapi kalau jumlah konsumennya banyak, ya cukup lumayan juga.
Balik lagi di cerita, karena kemarin awal bulan, seperti biasa saya harus nyetok persediaan mie instan, harap maklum lah, mahasiswa, hehehe. Abis dari kampus balik ke kos mampir dulu ke mini market ind*maret. Setelah sebelumnya cari uang (baca : ambil kiriman di ATM, hahaha), masuk ke mini market, ambil keranjang, trus ambil mie secukupnya. Niatnya sih cuma beli mie, tapi waktu lewat di rak deterjen, keinget kalau deterjen di kos mau habis. Mumpung bawa uang lebih, akhirnya saya ambil juga. Eits, mau ambil yang ukuran biasanya (1 kg dengan harga 14.000 rupiah), ternyata ada yang ukuran 1,8 kg dengan harga 20.000 rupiah tertulis di label harga yang ada di rak. Dasar otak mahasiswa, ada yang lebih murah ya ambil yang murah, hehehehe.
Abis itu langsung cihuy ke kasir, dan disinilah yang hampir membuat saya protes ke teteh kasirnya. Pas deterjennya dibaca di barcode reader, ternyata harga yang keluar 25.000 rupiah. Langsung aja saya kaget, wah ini kok naik 5.000 rupiah, bisa dapet lauk itu, guman saya di dalam hati. Di label harga yang ada di rak kan jelas-jelas tertulis 20.000 rupiah, kok ini jadi 25.000 rupiah. Waktu saya mau protes ke teteh kasirnya, eh ternyata teteh kasirnya udah nyeletuk duluan. "Ini total 60.000 Ak, dapat potongan hemat 5.000, jadinya 55.000". Oalah, ternyata harga deterjen 20.000 rupiah itu udah didiskon. Kenapa di labelnya gak ditulis harga asli dan harga diskonnya, get-geti uwong wae, tepuk jidat, hadooohh.
Untung aja waktu itu saya bawa uang lebih, misal uang saya pas, kan bisa bikin malu. Menurut saya hal seperti ini seharusnya dihindari pihak mini market. Ketidaksamaan harga pada label harga di rak dan di kasir tentunya dapat merugikan konsumen, misalnya ya tadi kalau konsumen bawa uang pas. Selain itu, timbul kecurigaan dari konsumen karena mini market terkesan 'menipu' dengan menaikan harga. Konsumen udah seneng dapat harga murah, ternyata waktu bayar di kasir di-PHP-in. Dan satu lagi, hal-hal seperti ini, IMHO dapat dimanfaatkan oknum-oknum kasir nakal dengan tidak memberikan diskonnya (dengan catatan sistem pembayaran di kasir memungkinkan dilakukan hal tersebut).
Mungkin peristiwa yang saya alami ini termasuk salah satu penyebab munculnya kasus harga yang tidak sama yang kemarin-kemarin santer dibicarakan di media sosial. Selain peristiwa seperti itu, akhir-akhir ini di beberapa mini market saya juga sering menjumpai label harga di rak yang tidak sesuai dengan jenis barang yang ada di rak tersebut, hal-hal seperti ini jarang sekali saya temui di mini market sejak saya SMP. Saya sih positive tinking aja Masbro Mbakbro, mungkin kasirnya lupa/malas buat mengganti label harganya. Tetapi di jaman sakarng dimana informasi mudah menyebar, hal seperti ini tentunya dapat merugikan nama mini market itu sendiri. Harapan saya semoga hal-hal kecil tersebut kedepannya gak kita jumpai lagi, kan gak keren mau bayar di kasir ternyata uang kita kurang Masbro Mbakbro, hehehe.
Itu lah pengalaman saya Masbro Mbakbro, Semoga bermanfaat :)
Senin, 05 Mei 2014
Rabu, 30 April 2014
Korupsi dan Pendidikan
Alhamdulillah, di tengah sibuknya tugas kuliah yang biasanya datang menjelang akhir semester seperti saat ini, saya masih sempet ngeblog juga. Kali ini bahas yang agak serius nih, hehehehe. Yak seperti judul posting ini, korupsi. Pasti Masbro Mbakbro semua udah tau korupsi itu apa, hla wong tiap hari di televisi, koran, internet hampir pasti ada yang membahas korupsi. Emang negara kita tercinta Indonesia ini sedang dilanda ujian yang namanya korupsi. Mulai dari Pejabat yang di Jakarta sono sampai pejabat-pejabat daerah. Kayaknya korupsi masih susah untuk diberantas.
Yang menjadi pertanyaan saya dan mungkin Masbro Mbakbro, kenapa sih negara kita ini begitu susahnya menghilangkan yang namanya korupsi? seolah-olah korupsi ini udah menjadi budaya. Walaupun istilah budaya ini sebenarnya kurang tepat, karena budaya itu setau saya sesuatu yang baik dan indah. Apa sebenarnya akar permasalahan korupsi ini? Trus kenapa di judul posting ini saya juga menambahkan kata Pendidikan? Emang ada gitu hubungannya? Oke deh, sebelum saya menyampaikan gagasan atau ide saya (sekali lagi ini cuma opini saya ya, jadi spurane nek salah, hehehe), ada sedikit cerita yang juga melatarbelakangi saya menulis postingan ini.
Tepatnya, kemarin saya sedang duduk dengan salah satu teman saya, biasa ngobrol santai
Saya : "Hlo John (panggilan akrab ke teman), itu kasus korupsi lagi" (sambil nunjuk televisi)
Temen : "Iya ya, sebenarnya apa sih yang bikin banyak kasus korupsi di negeri kita?"
Saya : "Tau sendiri lah, mau jadi pejabat aja ngeluarin uang banyak, masuk partai butuh uang, salah satu sebabnya ya partai. Orang kita kebanyakan masuk partai buat cari uang, bukan untuk mengabdi ke negara"
Temen : "iya ya, bener juga, tapi menurut saya, kalau diamati lebih lagi, sebenarnya penyebab korupsi itu sistem pendidikan kita. Lihat saja, sejak kecil kita udah dipaksa harus curang, nyontek lah, itu lah."
Dari percakapan di atas lah saya jadi teringat, waktu dulu SMA saya pernah diskusi dengan Mas sepupu saya yang lebih dewasa, pembahasanya hampir sama. Dan waktu itu juga saya nyalahin partai. Dan dia ngasih opini kalau sebenarnya sistem pendidikan kita menjadi salah satu penyebab maraknya korupsi.
Trus hubungannya apa korupsi sama sistem pendidikan kita? berikut beberapa analisis saya (guayane, hehehe) tentang beberapa hal yang menurut saya menjadi penyebab perilaku korupsi akibat dari sistem pendidikan kita.
1. Pendidikan tentang kejujuran yang kurang
Emang, kejujuran adalah hal yang paling penting untuk melawan korupsi. Hla piye, korupsi itu kan bohong, lawannya bohong ya jujur. Namun dalam prakteknya, kejujuran masih disepelekan di pendidikan kita. Gampang aja, budaya mencontek itu udah melekat banget waktu kita sekolah. Saya yakin Masbro Mbakbro di sini pernah melihat atau bahkan melakukannya. Di sisi lain, kebanyakan sekolah masih menganggap perilaku ini sebagai hal yang biasa, akibatnya penanganannya masih dibawah kasus-kasus berat yang lain seperti tawuran dan bertengkar. Siswa didik biasanya hanya ditegur guru, tidak sampai dibawa ke BK atau mendapatkan skorsing. Kebiasaan kecil seperti mencontek ini lah yang dibiarkan kelak akan membentuk perilaku kita untuk melakukan tindakan tidak jujur seperti korupsi.
2. Lebih mementingkan hasil dari pada proses.
Pendidikan kita emang masih menganut penilaian berdasarkan hasil, bukan proses. Contohnya adik-adik kita yang ada di SMA dan SMP. Kelulusan mereka diambil dari hasil ujian nasional (walaupun sekarang udah melibatkan nilai raport), bukan dari proses mereka belajar bagaimana perkembangan mereka dari tahap-ke tahap. Akibatnya, adik-adik kita ini harus mengejar target untuk lulus ujian nasional. Dan sayangnya, ujian nasional ini masih terbatas pada bidang tertentu saja. Mungkin untuk siswa yang pandai di bidang akademik, gampang lah, tapi kalau siswanya pandai di bidang lain, misal keterampilan, olah raga, seni. Mereka pasti akan kesulitan. Akibatnya, mau tidak mau, adik-adik kita 'terpaksa' harus melakukan kecurangan-kecurangan untuk memenuhi kelulusan ujian nasional ini, seperti mencotek, membeli jawaban soal, dan yang lainnya.
3. Beberapa persepsi yang salah
Menurut saya, ada beberapa persepsi yang salah dalam sistem pendidikan kita ini sekarang. Salah satunya yaitu tidak lulus atau tidak naik kelas adalah akhir dari segalanya. Persepsi ini melekat baik di siswa, orang tua, bahkan pihak sekolah. Masbro Mbakbro mungkin bisa mencermati, untuk sekarang ini, sulit sekali menemui kejadian siswa yang tidak lulus atau tidak naik kelas. Persentasenya berkurang. Mungkin di lain sisi hal ini bagus karena menunjukan kualitas anak kita semakin bagus. Namun di sisi lainnya, hal ini akan membentuk persepsi bahwa jika kita tidak lulus atau tidak naik kelas, maka itu akhir segalanya. Siswa menjadi stres dan tidak mau sekolah karena malu. Orang tua juga menjadi malu. diperparah lagi, pihak sekolah kurang bisa menangani untuk siswa-siswanya yang tidak lulus atau tidak naik kelas, bahkan ada yang sampai dikeluarkan. Akibatnya, sekali lagi siswa mau tidak mau 'terpaksa' harus melakukan kecurangan-kecurangan agar tidak mengalami peristiwa tersebut. Bahkan untuk beberapa sekolah yang sudah memiliki nama, tidak jarang mereka melakukan kecurangan atau setidaknya secara tidak langsung tidak melarang (mendukung) tindakan-tindakan yang dilakukan siswa tersebut. Hal ini kontras dengan kondisi sekolah waktu Bapak Saya dulu, menurut beliau, jaman dulu, setengah kelas tidak naik kelas itu biasa, siswa mendapatkan nilai merah (menandakan jelek) di raport juga sudah biasa. Akibatnya, secara mental siswa menjadi lebih kuat. Sistem ini sebenarnya sudah kita temui di Sekolah Tinggi, mungkin Masbro Mbakbro yang udah kuliah juga tahu kalau mengulang suatu matakuliah bersama adik angkatan itu bukan sesuatu yang menakutkan. Jika sistem ini diterapkan pada level pendidikan yang lebih rendah (tentunya dengan beberapa penyesuaian), saya yakin akan merubah perspektif kita tentang tidak naik kelas atau tidak lulus. Bukankah kegagalan itu kesuksesan yang tertunda?
Yang ke dua, memukul sama rata kemampuan siswa, hal ini menurut saya termasuk yang paling fatal dan sekaligus menjadi tantangan bagi sistem pendidikan kita. Selama ini, materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa menurut saya belum merata. Sistem pendidikan kita masih menonjolkan untuk beberapa bidang, terutama bidang matematika dan sains. Di sisi lain, tidak semua siswa bisa menonjol pada bidang tersebut. Hal ini diperparah dengan penilaian yang tidak sama rata, seperti ujian nasional yang masih terbatas pada bidang-bidang tersebut, bukan meliputi semua bidang. Ya lagi dan lagi, mau tidak mau, siswa 'terpaksa' harus berbuat kecurangan-kecurangan.
Kebiasaan melakukan kecurangan-kecurangan dan persepsi-persepsi yang salah semasa kita sekolah tadi, sedikit demi sedikit membentuk perilaku kita secara tidak sadar untuk melakukan kecurangan, tak terkecuali melakukan korupsi yang sekarang banyak menimpa pejabat-pejabat kita di pemerintahan. Hla piye, mencontek itu kan bohong, korupsi juga bohong, padha wae kan, sama saja, hehehe. Seharusnya, tindakan-tindakan tidak jujur mulai dicegah sejak dini, dan salah satunya melalui sistem pendidikan kita. Jangan sampai tindakan tidak jujur dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang biasa dan terkesan tidak bersalah. Ya kan Masbro Mbakbro, hehehe.
Tentunya, hal ini bukan menjadi satu-satunya faktor, masih banyak faktor lain untuk penanganan korupsi seperti penegakan hukum yang lebih tegas, dan yang lainnya.
Walah, ora krasa wis nulis akehe ngene, okelah cukup sampai di sini aja Masbro Mbakbro. Tak henti-hentinya saya berharap, semoga negara kita tercinta ini, Indonesia bakal terbebas dari korupsi dan menjadi negara yang lebih baik.
Last, ambil tagline KPK : "BERANI JUJUR ITU HEBAT!"
Yang menjadi pertanyaan saya dan mungkin Masbro Mbakbro, kenapa sih negara kita ini begitu susahnya menghilangkan yang namanya korupsi? seolah-olah korupsi ini udah menjadi budaya. Walaupun istilah budaya ini sebenarnya kurang tepat, karena budaya itu setau saya sesuatu yang baik dan indah. Apa sebenarnya akar permasalahan korupsi ini? Trus kenapa di judul posting ini saya juga menambahkan kata Pendidikan? Emang ada gitu hubungannya? Oke deh, sebelum saya menyampaikan gagasan atau ide saya (sekali lagi ini cuma opini saya ya, jadi spurane nek salah, hehehe), ada sedikit cerita yang juga melatarbelakangi saya menulis postingan ini.
Tepatnya, kemarin saya sedang duduk dengan salah satu teman saya, biasa ngobrol santai
Saya : "Hlo John (panggilan akrab ke teman), itu kasus korupsi lagi" (sambil nunjuk televisi)
Temen : "Iya ya, sebenarnya apa sih yang bikin banyak kasus korupsi di negeri kita?"
Saya : "Tau sendiri lah, mau jadi pejabat aja ngeluarin uang banyak, masuk partai butuh uang, salah satu sebabnya ya partai. Orang kita kebanyakan masuk partai buat cari uang, bukan untuk mengabdi ke negara"
Temen : "iya ya, bener juga, tapi menurut saya, kalau diamati lebih lagi, sebenarnya penyebab korupsi itu sistem pendidikan kita. Lihat saja, sejak kecil kita udah dipaksa harus curang, nyontek lah, itu lah."
Dari percakapan di atas lah saya jadi teringat, waktu dulu SMA saya pernah diskusi dengan Mas sepupu saya yang lebih dewasa, pembahasanya hampir sama. Dan waktu itu juga saya nyalahin partai. Dan dia ngasih opini kalau sebenarnya sistem pendidikan kita menjadi salah satu penyebab maraknya korupsi.
Trus hubungannya apa korupsi sama sistem pendidikan kita? berikut beberapa analisis saya (guayane, hehehe) tentang beberapa hal yang menurut saya menjadi penyebab perilaku korupsi akibat dari sistem pendidikan kita.
1. Pendidikan tentang kejujuran yang kurang
Emang, kejujuran adalah hal yang paling penting untuk melawan korupsi. Hla piye, korupsi itu kan bohong, lawannya bohong ya jujur. Namun dalam prakteknya, kejujuran masih disepelekan di pendidikan kita. Gampang aja, budaya mencontek itu udah melekat banget waktu kita sekolah. Saya yakin Masbro Mbakbro di sini pernah melihat atau bahkan melakukannya. Di sisi lain, kebanyakan sekolah masih menganggap perilaku ini sebagai hal yang biasa, akibatnya penanganannya masih dibawah kasus-kasus berat yang lain seperti tawuran dan bertengkar. Siswa didik biasanya hanya ditegur guru, tidak sampai dibawa ke BK atau mendapatkan skorsing. Kebiasaan kecil seperti mencontek ini lah yang dibiarkan kelak akan membentuk perilaku kita untuk melakukan tindakan tidak jujur seperti korupsi.
2. Lebih mementingkan hasil dari pada proses.
Pendidikan kita emang masih menganut penilaian berdasarkan hasil, bukan proses. Contohnya adik-adik kita yang ada di SMA dan SMP. Kelulusan mereka diambil dari hasil ujian nasional (walaupun sekarang udah melibatkan nilai raport), bukan dari proses mereka belajar bagaimana perkembangan mereka dari tahap-ke tahap. Akibatnya, adik-adik kita ini harus mengejar target untuk lulus ujian nasional. Dan sayangnya, ujian nasional ini masih terbatas pada bidang tertentu saja. Mungkin untuk siswa yang pandai di bidang akademik, gampang lah, tapi kalau siswanya pandai di bidang lain, misal keterampilan, olah raga, seni. Mereka pasti akan kesulitan. Akibatnya, mau tidak mau, adik-adik kita 'terpaksa' harus melakukan kecurangan-kecurangan untuk memenuhi kelulusan ujian nasional ini, seperti mencotek, membeli jawaban soal, dan yang lainnya.
3. Beberapa persepsi yang salah
Menurut saya, ada beberapa persepsi yang salah dalam sistem pendidikan kita ini sekarang. Salah satunya yaitu tidak lulus atau tidak naik kelas adalah akhir dari segalanya. Persepsi ini melekat baik di siswa, orang tua, bahkan pihak sekolah. Masbro Mbakbro mungkin bisa mencermati, untuk sekarang ini, sulit sekali menemui kejadian siswa yang tidak lulus atau tidak naik kelas. Persentasenya berkurang. Mungkin di lain sisi hal ini bagus karena menunjukan kualitas anak kita semakin bagus. Namun di sisi lainnya, hal ini akan membentuk persepsi bahwa jika kita tidak lulus atau tidak naik kelas, maka itu akhir segalanya. Siswa menjadi stres dan tidak mau sekolah karena malu. Orang tua juga menjadi malu. diperparah lagi, pihak sekolah kurang bisa menangani untuk siswa-siswanya yang tidak lulus atau tidak naik kelas, bahkan ada yang sampai dikeluarkan. Akibatnya, sekali lagi siswa mau tidak mau 'terpaksa' harus melakukan kecurangan-kecurangan agar tidak mengalami peristiwa tersebut. Bahkan untuk beberapa sekolah yang sudah memiliki nama, tidak jarang mereka melakukan kecurangan atau setidaknya secara tidak langsung tidak melarang (mendukung) tindakan-tindakan yang dilakukan siswa tersebut. Hal ini kontras dengan kondisi sekolah waktu Bapak Saya dulu, menurut beliau, jaman dulu, setengah kelas tidak naik kelas itu biasa, siswa mendapatkan nilai merah (menandakan jelek) di raport juga sudah biasa. Akibatnya, secara mental siswa menjadi lebih kuat. Sistem ini sebenarnya sudah kita temui di Sekolah Tinggi, mungkin Masbro Mbakbro yang udah kuliah juga tahu kalau mengulang suatu matakuliah bersama adik angkatan itu bukan sesuatu yang menakutkan. Jika sistem ini diterapkan pada level pendidikan yang lebih rendah (tentunya dengan beberapa penyesuaian), saya yakin akan merubah perspektif kita tentang tidak naik kelas atau tidak lulus. Bukankah kegagalan itu kesuksesan yang tertunda?
Yang ke dua, memukul sama rata kemampuan siswa, hal ini menurut saya termasuk yang paling fatal dan sekaligus menjadi tantangan bagi sistem pendidikan kita. Selama ini, materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa menurut saya belum merata. Sistem pendidikan kita masih menonjolkan untuk beberapa bidang, terutama bidang matematika dan sains. Di sisi lain, tidak semua siswa bisa menonjol pada bidang tersebut. Hal ini diperparah dengan penilaian yang tidak sama rata, seperti ujian nasional yang masih terbatas pada bidang-bidang tersebut, bukan meliputi semua bidang. Ya lagi dan lagi, mau tidak mau, siswa 'terpaksa' harus berbuat kecurangan-kecurangan.
Kebiasaan melakukan kecurangan-kecurangan dan persepsi-persepsi yang salah semasa kita sekolah tadi, sedikit demi sedikit membentuk perilaku kita secara tidak sadar untuk melakukan kecurangan, tak terkecuali melakukan korupsi yang sekarang banyak menimpa pejabat-pejabat kita di pemerintahan. Hla piye, mencontek itu kan bohong, korupsi juga bohong, padha wae kan, sama saja, hehehe. Seharusnya, tindakan-tindakan tidak jujur mulai dicegah sejak dini, dan salah satunya melalui sistem pendidikan kita. Jangan sampai tindakan tidak jujur dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang biasa dan terkesan tidak bersalah. Ya kan Masbro Mbakbro, hehehe.
Tentunya, hal ini bukan menjadi satu-satunya faktor, masih banyak faktor lain untuk penanganan korupsi seperti penegakan hukum yang lebih tegas, dan yang lainnya.
Walah, ora krasa wis nulis akehe ngene, okelah cukup sampai di sini aja Masbro Mbakbro. Tak henti-hentinya saya berharap, semoga negara kita tercinta ini, Indonesia bakal terbebas dari korupsi dan menjadi negara yang lebih baik.
Last, ambil tagline KPK : "BERANI JUJUR ITU HEBAT!"
Minggu, 13 April 2014
Pemilu 2014, pemilu pertama saya
Alhamdulillah, setelah lama akhirnya saya bisa ikut berperan serta dalam pemilu untuk pertama kalinya. Momennya pas aja habis UTS dimana biasanya ada waktu kosong seminggu. Saya bela-belain pulang kampung naik bus malam semalaman (yaiyalah, masak seharian, hehehe...). Sekalian pulang kampung, sekalian nyoblos, yeeeee...
Dulu waktu pilkada bupati 2010, saya belum bisa ikut karena umur belum genap 17 tahun, cuma kurang beberapa bulan saja, hikhikhik. Setelah itu, tahun 2011 sampai sekarang harus kuliah jauh dari kampung halaman. Jadinya beberapa pemilu seperti pemilu Gubernur Jateng dan pilkades terpaksa tidak bisa ikut.
Sebagai pemilu pemula, jujur saya sangat antusias dan senang karena dengan mengikuti pemilu ini saya bisa turut serta menyumbang suara sebagai bentuk demokrasi di negara Indonesia tercinta ini. Jadi kalau pemerintah hasil dari pemilu ini bagus, saya ikut berperan serta (walau Cuma satu suara, dan itu kalau yang saya pilih menang, hahaha). Walaupun sebagai wong enom alias orang muda yang udah tau bagaimana keadaan pemerintahan sekarang, terutama dari korupsi dan suap di kalangan legislatif, eksekutif baik itu pusat maupun daerah, saya tetap optimis dan berharap Pemilu tahun 2014 ini dapat terlaksana dengan lancar, sukses, dan tentunya menghasilkan wakil wakil rakyat yang benar-benar mewakili suara rakyat dan pemerintahan yang benar-benar mengabdi kepada rakyat.
Dulu waktu pilkada bupati 2010, saya belum bisa ikut karena umur belum genap 17 tahun, cuma kurang beberapa bulan saja, hikhikhik. Setelah itu, tahun 2011 sampai sekarang harus kuliah jauh dari kampung halaman. Jadinya beberapa pemilu seperti pemilu Gubernur Jateng dan pilkades terpaksa tidak bisa ikut.
Sebagai pemilu pemula, jujur saya sangat antusias dan senang karena dengan mengikuti pemilu ini saya bisa turut serta menyumbang suara sebagai bentuk demokrasi di negara Indonesia tercinta ini. Jadi kalau pemerintah hasil dari pemilu ini bagus, saya ikut berperan serta (walau Cuma satu suara, dan itu kalau yang saya pilih menang, hahaha). Walaupun sebagai wong enom alias orang muda yang udah tau bagaimana keadaan pemerintahan sekarang, terutama dari korupsi dan suap di kalangan legislatif, eksekutif baik itu pusat maupun daerah, saya tetap optimis dan berharap Pemilu tahun 2014 ini dapat terlaksana dengan lancar, sukses, dan tentunya menghasilkan wakil wakil rakyat yang benar-benar mewakili suara rakyat dan pemerintahan yang benar-benar mengabdi kepada rakyat.
Munculnya tokoh-tokoh pembaharu
Dalam Pemilu 2014 ini sedikit banyak ada perbedaan dengan pemilu sebelumnya. Yah, pasti kita sudah tau sekarang lagi ramai-ramainya muncul tokoh tokoh baru yang bisa dianggap diluar kebiasaan tokoh-tokoh yang sebelumnya sudah ada. Seperti Jokowi dan Dahlan Iskhan. Hadirnya tokoh-tokoh muda yang merakyat banget ini setidaknya memberi gairah kepada kita-kita kaum muda (ceilee) untuk tetap optimis dengan pemerintahan lima tahun ke depan dan sebagai pemilih pemula tentunya memberi dorongan lebih untuk tidak melakukan golput.
Masih ada money politic, tapi masyarakat sudah mulai cerdas
Yang namanya pemilu di Indonesia sepertinya emang gak afdol kalau tanpa money politic. Mental-mental beberapa calon yang ingin meraup suara secara instan ditambah pendidikan politik masyarakat yang masih rendah membuat praktek money politic ini susah dihilangkan di masyarakat kita. Bahkan ada cerita lucu, dulu saat pemilu 2004, Bapak Saya yang waktu itu berperan sebagai Ketua KPPS didatangi orang tua yang dengan polosnya menanyakan uang baduman (bagi-bagi). Maklum saja, sebagian besar masyarakat di desa taunya ya kalau pemilu bagi-bagi uang.
Walaupun budaya ini masih saya temui di pemilu 2014 kali ini. Namun masyarakat mulai menanggapi secara cerdas tindakan money politic ini. Masyarakat sekarang cenderung ‘memanfaatkan’ money politic sekedar mencari uang, pilihan tetap sesuai yang mereka inginkan. Gimana lagi, hla wong dapat uang dari semua calon diterima semua, padahal kan suaranya cuma satu.
Bahkan ada bapak-bapak yang cerita sama saya saat nongkrong di warung kopi. Beliau menjadi salah satu simpatisan/tim sukses. Beliau bilang kalau dia menjadi simpatisan bukan murni sukarela, tapi emang diniatin mergawe alias cari uang. Ketika dia ditargetkan menyebar amplop 100 lembar, Beliau gak segan-segan motong 10 amplop.
“hla piye Mas, wira-wiri kan ya butuh bensin. Hla nak aku suka rela ya nak wes padha dadi wakil rakyat ya da lali karo janjine. Ketemu ning dalan nyapa wae ora” (Mau bagaimana Mas, mondar-mandir kan juga butuh uang. Kalau saya suka rela ya kalau udah jadi wakil rakyat lupa sama janjinya. Ketemu di jalan menyapa aja enggak)
Begitulah kira-kira pendapat Beliau. Menurut Beliau juga, keberhasilan suara yang didapat dari amplop tersebut gak bisa dijamin, tembus 50% saja sudah dianggap sangat baik.
Pola-pola seperti inilah yang saya harapkan dapat mengurangi money politic di Indonesia. Meskipun masih ada money politic, masyarakat sudah cerdas menanggapinya. Uang sekarang bukan menjadi jaminan. Harapan saya sih calon-calon pemimpin ke depan lebih dapat memberikan program-program dan solusi yang baik bagi masyarakat atas segala permasalahan yang ada, bukan malah menyuap masyarakat yang dimana jika di hitung-hitung lagi untuk mengembalikan uang tersebut, akhirnya mereka malah melakukan korupsi.
Harapan saya sih sederhana saja, semoga dengan adanya Pemilu seperti ini, selain sebagai bentuk kegiatan negara demokrasi, juga dijadikan sebagai pembelajaran bagi masyarakat kita bagaimana untuk memilih pemimpin yang baik dan tentunya memberi pelajaran bagi para calon pemimpin untuk lebih mementingkan memberikan harapan yang baik bagi masyarakat, bukan hanya iming-iming uang dan akhirnya menjadi pemimpin yang korupsi.
Rabu, 26 Februari 2014
Kopi Lelet, bagaimana cara ngleletnya?
Masih seputar kuliner nih, setelah postingan kemarin saya membahas apa itu Kopi Lelet. Kali ini saya mau berbagi sedikit tutorial (ciee, sok-sokan) bagaimana cara nglelet rokok pakai kopi. Seperti dipost saya kemarin, yang menjadi ke-khas-an Kopi Lelet ini yaitu ampas kopi yang dioleskan (bahasa Rembangnya : lelet) ke rokok.
Dalam hal ini (duh, bahasanya skripsi banget), alat maupun cara yang saya gunakan mungkin terlihat berbeda, tidak seperti yang ada di warung kopi. Kenapa bisa demikian (duh, skripsi lagi)? Karena saya juga masih amatiran plus ini saya praktikan bukan di warung kopi, jadi maaf ya Masbro Mbakbro kalau kelihatannya masih gak rapi, itu pakai-pakai piring segala. Anggaplah ini DIY=Do Your Self, hehehehe.
Berikut bahan-bahan yang perlu Masbro Mbakbro siapkan yaitu :
-Kopi Lelet yang sudah disedu
-Rokok yang bakal di lelet
-Krimer atau susu kental manis
-Tisu secukupnya (2-5 lembar)
-Piring atau tatakan cangkir/gelas.
![]() |
Bahan utama : Kopi, Krimer/Susu Kental Manis, Rokok. |
Kok ada tisu segala? Trus itu krimer buat apa? Sek...sek...sek, slow Masbro Mbakbro, entar Masbro Mbakbro juga bakal tahu sebenarnya buat apa bahan-bahan tersebut.
Kita mulai aja tahapan-tahapannya, mangga bekicot...
Pertama-tama, kopi yang udah disedu tadi Masbro Mbakbro habisin dulu sampai nyisa ampas kopinya.
Selanjutnya, tuang ampas kopi tadi di atas piring atau tatakan cangkir/gelas.
![]() |
Tuangkan ampas kopinya |
Kemudian keringkan ampas kopi tadi dari kandungan airnya. Nah, disini nih tisu berfungsi sebagai pengering. Ngeringinnya sampai ampas kopi mengendap.
![]() |
dikeringkan dengan tisu |
![]() |
Setelah Kering |
Setelah itu, tambahkan sedikit (aja) krimer, kemudian aduk-aduk sampai tercampur. Di sini krimer fungsinya sebagai perekat sekaligus penambah aroma.
![]() |
Tambahkan sedikit krimer/susu kental manis |
Kemudian, lelet-kan (oleskan) campuran ampas kopi dan krimer tadi ke rokok. Buat Masbro Mbakbro yang pertama kali mencoba mungkin akan sedikit kesulitan. Saran saya gunakan sendok teh (ukurannya yang kecil) untuk mengoleskan ke rokoknya. Ngolesinnya juga dikit-dikit aja. Ojo kesusu, hehehe....
![]() |
Oleskan ke rokoknya |
terakhir, angin-anginkan rokok terlebih dahulu biar kering.
![]() |
Tunggu sampai kering |
Simpel dan mudah kan? Tentunya Masbro Mbakbro bisa mempraktekan sendiri di rumah ketika sedang nyantai. Rasa dan bau ampas kopi dicampur krimer tentunya bakal menjadi sensasi berbeda buat Masbro yang rokok (Mbakbro jangan ikut-ikutan ya, hehehe).
Buat Masbro Mbakbro yang nggak ngrokok tentunya gak usah kawatir, nikmatin kopinya aja udah enak dan berbeda. Apalagi buat Masbro Mbakbro yang doyan ngopi, kudu coba Kopi Lelet, saya jamin bakal dapat sensasi yang berbeda.
Sampai di sini dulu sharing tentang Kopi Leletnya, semoga bermanfaat :)
Minggu, 16 Februari 2014
Kopi Lelet, kopi khas Rembang
Alhamdulillah, setelah satu bulan lebih gak coret-coret di blog, akhirnya saya bisa coret-coret lagi. Sesuai salah satu janji saya di blog ini yaitu saya bakal cerita kuliner-kuliner yang pernah saya jumpai, khususnya di Bandung dan di Rembang. Untuk pertama kalinya saya akan membahas Kopi Lelet (Baca : kopi Lèlèt), minuman khas Rembang. Mungkin Masbro Mbakbro masih asing dengan kopi yang satu ini. Tapi buat Masbro Mbakbro yang tinggalnya di sekitar Rembang,saya jamin udah nggak asing dengan Kopi Lelet.
Yak, budaya ngopi emang udah menjadi kebiasaan orang asia tenggara (katanya sih), terutama di Indonesia. Setiap daerah punya jenis kopi dan cara penyajiannya. Hla, Kopi Lelet inilah salah satu dari berbagai jenis tersebut. Ngopi menjadi salah satu cara relaksasi orang setelah capek berkutat dengan kegiatan sehari-hari. Selain nyruput kopi, orang bisa saling bertemu dan ngobrol dengan yang lainnya. Untuk di Rembang sendiri, Kopi Lelet udah menjadi salah satu identitas dan tradisi. Di jalan-jalan banyak ditemui warung kopi. Terutama di Kecamatan Lasem, yang emang tempat dimana pertama kali Kopi Lelet Lahir. Kopi Lelet sendiri mulai muncul sekitar akhir 90’an atau awal 2000’an (pastinya nggak tau) sebagai salah satu bentuk kreatifitas Wong Rembang.
Untuk jenisnya sendiri, Kopi Lelet sebenarnya nggak identik dengan jenis kopi tertentu (setau saya), tapi ciri khasnya, tekstur bubuk Kopi Lelet lebih halus dengan kopi yang lain. Kira-kira sehalus tepung terigu (gilingnya aja sampai tujuh kali lebih). Kalau Masbro Mbakbro baru mencoba, mungkin saat minum Kopi Lelet ampasnya akan terasa seperti ketika Masbro Mbakbro makan makanan yang terkena tanah, apalagi kalau nggak didiamin dulu.
Hla terus kenapa harus halus kayak gitu? Ini nih yang menjadi alasan kenapa namanya Kopi Lelet. Setelah Kopi Lelet diminum, sisa ampas kopi inilah yang kemudian dioleskan (bahasa jawanya : dilelet) di rokok. Tentunya nggak langsung dioleskan begitu saja. Pertama-tama, sisa ampas kopi dituang di lepek cangkir (piring kecil), kemudian sisa air yang masih ada dikeringkan dengan tisu (Masbro Mbakbro nggak usah heran kalau di warung Kopi Lelet banyak ditemui tisu gulung). Setelah kering, kemudian ditambahi sedikit krimer yang biasanya disediain gratis oleh sang penjual. Krimer ini fungsinya sebagai perekat sekaligus memberi aroma. Campuran ampas kopi dan krimer inilah yang kemudian dioleskan ke rokok. Tentunya dengan dibikin halus, diharapkan kopinya bisa lebih melekat di rokok. Gak kebayangkan gimana kalau kopinya kasar, hehehe. Kalau pengalaman saya sendiri sih, rokok yang dilelet kopi itu secara rasa gak berubah, hanya aromanya (bau)aja yang lebih beda.
Memang kelihatannya kayak iseng-iseng aja ya Masbro Mbakbro. Tapi yaitulah namanya tradisi, berawal dari hal kecil dan sederhana, kemudian menjadi tradisi yang dilakukan banya orang. Tapi sekarang, Kopi Lelet juga udah dilombakan secara estetika, yaitu nglelet (oles) rokok dengan pola batik.
Sebagai info tambahan Buat Masbro Mbakbro yang kebetulan lewat Rembang, tepatnya Kecamatan Lasem (pantura). Masbro Mbakbro bisa beli bubuk Kopi Lelet di warung kopi Pak John yang udah melegenda. Lokasinya gambang kok, di Lampu Merah Masjid Raya Lasem, tinggal belok ke utara (ke kiri kalau dari arah Semarang) sekitar 50 meteran. Kalau Masbro Mbakbro lihat warung kopi sebelah kiri jalan warna merah dengan aksen putih hitam plus pengunjung yang rame (kalau nggak tutup, hehehe), hla itu tempatnya. Harganya pun terjangkau, terakhir saya kesana awal Februari 2014, harganya 22.500 rupiah per ¼ kilogram.
Sampai disini dulu yah cerita tentang kopi khas daerah asal saya (Rembang). Harapan saya sih Kopi Lelet akan lebih dikenal masyarakat Indonesia lebih luas lagi. Dan tentunya tetap menjadi identitas Wong Rembang yang sederhana, tanpa harus ditumpangi hal-hal yang nggak baik semacam prostitusi, minuman keras, dll.
![]() |
orang lagi nglelet rokok (sumber) |
Yak, budaya ngopi emang udah menjadi kebiasaan orang asia tenggara (katanya sih), terutama di Indonesia. Setiap daerah punya jenis kopi dan cara penyajiannya. Hla, Kopi Lelet inilah salah satu dari berbagai jenis tersebut. Ngopi menjadi salah satu cara relaksasi orang setelah capek berkutat dengan kegiatan sehari-hari. Selain nyruput kopi, orang bisa saling bertemu dan ngobrol dengan yang lainnya. Untuk di Rembang sendiri, Kopi Lelet udah menjadi salah satu identitas dan tradisi. Di jalan-jalan banyak ditemui warung kopi. Terutama di Kecamatan Lasem, yang emang tempat dimana pertama kali Kopi Lelet Lahir. Kopi Lelet sendiri mulai muncul sekitar akhir 90’an atau awal 2000’an (pastinya nggak tau) sebagai salah satu bentuk kreatifitas Wong Rembang.
Untuk jenisnya sendiri, Kopi Lelet sebenarnya nggak identik dengan jenis kopi tertentu (setau saya), tapi ciri khasnya, tekstur bubuk Kopi Lelet lebih halus dengan kopi yang lain. Kira-kira sehalus tepung terigu (gilingnya aja sampai tujuh kali lebih). Kalau Masbro Mbakbro baru mencoba, mungkin saat minum Kopi Lelet ampasnya akan terasa seperti ketika Masbro Mbakbro makan makanan yang terkena tanah, apalagi kalau nggak didiamin dulu.
Hla terus kenapa harus halus kayak gitu? Ini nih yang menjadi alasan kenapa namanya Kopi Lelet. Setelah Kopi Lelet diminum, sisa ampas kopi inilah yang kemudian dioleskan (bahasa jawanya : dilelet) di rokok. Tentunya nggak langsung dioleskan begitu saja. Pertama-tama, sisa ampas kopi dituang di lepek cangkir (piring kecil), kemudian sisa air yang masih ada dikeringkan dengan tisu (Masbro Mbakbro nggak usah heran kalau di warung Kopi Lelet banyak ditemui tisu gulung). Setelah kering, kemudian ditambahi sedikit krimer yang biasanya disediain gratis oleh sang penjual. Krimer ini fungsinya sebagai perekat sekaligus memberi aroma. Campuran ampas kopi dan krimer inilah yang kemudian dioleskan ke rokok. Tentunya dengan dibikin halus, diharapkan kopinya bisa lebih melekat di rokok. Gak kebayangkan gimana kalau kopinya kasar, hehehe. Kalau pengalaman saya sendiri sih, rokok yang dilelet kopi itu secara rasa gak berubah, hanya aromanya (bau)aja yang lebih beda.
Memang kelihatannya kayak iseng-iseng aja ya Masbro Mbakbro. Tapi yaitulah namanya tradisi, berawal dari hal kecil dan sederhana, kemudian menjadi tradisi yang dilakukan banya orang. Tapi sekarang, Kopi Lelet juga udah dilombakan secara estetika, yaitu nglelet (oles) rokok dengan pola batik.
Sebagai info tambahan Buat Masbro Mbakbro yang kebetulan lewat Rembang, tepatnya Kecamatan Lasem (pantura). Masbro Mbakbro bisa beli bubuk Kopi Lelet di warung kopi Pak John yang udah melegenda. Lokasinya gambang kok, di Lampu Merah Masjid Raya Lasem, tinggal belok ke utara (ke kiri kalau dari arah Semarang) sekitar 50 meteran. Kalau Masbro Mbakbro lihat warung kopi sebelah kiri jalan warna merah dengan aksen putih hitam plus pengunjung yang rame (kalau nggak tutup, hehehe), hla itu tempatnya. Harganya pun terjangkau, terakhir saya kesana awal Februari 2014, harganya 22.500 rupiah per ¼ kilogram.
![]() |
Warung Kopi Lelet Pak John yang melegenda (sumber) |
Sampai disini dulu yah cerita tentang kopi khas daerah asal saya (Rembang). Harapan saya sih Kopi Lelet akan lebih dikenal masyarakat Indonesia lebih luas lagi. Dan tentunya tetap menjadi identitas Wong Rembang yang sederhana, tanpa harus ditumpangi hal-hal yang nggak baik semacam prostitusi, minuman keras, dll.
Minggu, 05 Januari 2014
Download Kalender 2014
"HAPPY NEW YEAR 2014"
Alhamdulillah Masbro-Mbakbro, akhirnya kita masih diberi kesempatan memasuki tahun 2014. Semoga di tahun ini kita diberi kelancaran baik itu kesehatan, pekerjaan, keluarga, rejeki. dan yang lainnya.
kali ini saya mau berbagi Kalender 2014 beserta dengan hari liburnya (mohon maaf kalau ada yang salah). Kalender ini merupakan hasil corat-coret saya menggunakan Corel Draw. Mangga diunduh bila berkenan. Semoga bermanfaat. ^___^
Alhamdulillah Masbro-Mbakbro, akhirnya kita masih diberi kesempatan memasuki tahun 2014. Semoga di tahun ini kita diberi kelancaran baik itu kesehatan, pekerjaan, keluarga, rejeki. dan yang lainnya.
kali ini saya mau berbagi Kalender 2014 beserta dengan hari liburnya (mohon maaf kalau ada yang salah). Kalender ini merupakan hasil corat-coret saya menggunakan Corel Draw. Mangga diunduh bila berkenan. Semoga bermanfaat. ^___^
![]() |
Penampakan dari Januari sampai Maret (file download semua bulan lengkap) |
Bisa di dowload disini
(tunggu sampai file pdf terbuka, kemudian pilih file >> download)
(tunggu sampai file pdf terbuka, kemudian pilih file >> download)
keterangan :
Tools : Coreldraw
Font : Segoe UI
Kawah Putih, objek wisata yang super keren
Setelah kemarin saya nge-review Tangkuban Perahu, kali ini saya mau lanjut review lagi objek wisata yang udah cukup dikenal warga Bandung. Mungkin buat Masbro-Mbakbro yang bukan warga Bandung belum tahu tempat yang super keren ini, tapi bisa juga udah tau karena beberapa televisi pernah meliput tempat wisata ini. Saya sendiri udah pernah ke sini empat kali (tiga diantaranya dengan modus nganter), jadi Insyaallah saya udah tau bagaimana keadaan di tempat ini. Mangga dinikmati reviewnya. Bekicot (check this out).
Kawah Putih, Yak namanya emang sederhana, tapi emang nama yang pas dan mencerminkan objek utama dari objek wisata ini, yaitu kawah yang warnanya putih. Bener-bener ya, orang-orang dulu tu kalau ngasih nama sederhana, tapi bermanfaat, dan pastinya mudah diingat. strategi marketing Masbro-Mbakbro (ya kalee dulu udah mikirin kayak gini, hehehe). Objek wisata ini berlokasi di Kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung, kalau dari Kota Bandung jaraknya sekitar 60 Km (2-3 jam perjalanan). Emang agak jauh ya Masbro-Mbakbro, tapi untuk akses jalan udah mulus banget. Masbro-Mbakbro yang bawa mobil gak usah kawatir, karena bus pariwisata aja bisa nyampai sana. Dan tentunya, first look (bener gak ye, hahaha) atau pandangan pertama saya jamin gak bakal nyesel buat ke Kawah Putih.
Emang sih sama kawahnya dengan Tangkuban Perahu, tetapi tempat ini menurut saya lebih spesial dan romantis (apa lagi buat Masbro-Mbakbro yang lagi couple). Beberapa alasan yang membuat tempat ini lebih spesial diantaranya :
So, dengan suasana yang asri, sejuk, dan gak terlalu ramai (lebih tertib), ditambah spot-spot yang super keren dan romantis. Gak heran kalau Kawah Putih sering digunakan untuk sesi pemotretan baik itu pre-wedding ataupun modeling. Dengan sedikit sentuhan photosop, latar kawah putih dan pasir putihnya bisa terlihat seperti salju macam di eropa-eropa, hahaha (tapi emang bener ada yang kayak gitu). tapi Masbro-Mbakbro yang masih pacaran atau bahkan masih jomblo, jangan kawatir, Kawah Putih tetep asik kok buat jepret narsis-narsisan.
Untuk menuju ke Kawah Putih, Masbro-Mbakbro bisa melalui Buahbatu ke selatan (Jalan Terusan Buahbatu). Kalau dari Tol Purbaleunyi keluar di Gerbang Tol Buah Batu, belok kanan (jalan terusan Buahbatu), masuk Dayeuh Kolot (Kabupaten Bandung), lurus terus– Bojongsoang – Baleendah ke kanan - Banjaran – Soreang (bisa lewat kota atau jalan lingkar)- Ciwidey – Kawah Putih. Kondisi jalan udah termasuk baik, tetapi dengan medan naik turun (Soreang-Kawah Putih).
Pengalaman saya pakai motor berboncengan (dua orang), harga tiket masuk sekitar 60ribuan (dua tiket masuk + dua tiket naik kendaraan + parkir motor). Memang buat Masbro-Mbakbro yang selain bawa mobil, diwajibkan ganti kendaraan (semacam angkutan dengan jendela terbuka) karena jalan dari gerbang menuju kawah putih naik-turun curam dan berkelok-kelok (3 Km-an). Saran saya buat Masbro-Mbakbro yang bawa mobil, drivernya kudu udah lincah bawa mobilnya. Kalau nggak, gak bisa bayangin, hiiii.Untuk kelengkapan sarana seperti toilet dan mushola sudah ada baik itu di lokasi kawah maupun gerbang. Tapi toilet di Gerbang lebih recomended, jadi Masbro-Mbakbro sebelum naik ke kawah, lebih baik ke kamar mandi dulu. Di Gerbang ini juga kita bisa menemukan banyak penjual makanan dan oleh-oleh. So jangan kawatir. Tapi ingat, seperti biasanya, Masbro-Mbakbro harus pinter nawar.
Dan yang paling penting, karena letaknya di atas gunung, saya sangat menyarankan Masbro-Mbakbro untuk memakai jaket karena emang suhunya cukup bikin tangan jadi kaku. Satu lagi yang penting, gunakan masker saat di kawah, karena bau belerangnya cukup menyengat. Masbro-Mbakbro bisa bawa dari rumah atau beli dari tukang jual masker (tentunya dengan harga mremo alias lebih mahal, @ 5ribu).
Demikian review saya tentang Kawah Putih, semoga bermanfaat bagi pembaca, eeiiittss, ini kenapa pakai bahasa skripsi, hehehe. mungkin itu aja Masbro-Mbakbro review saya tentang Kawah Putih, sebuah objek wisata yang super keren banget yang ada di Bandung. Pokoke gak nyesel lah nak mara rana (pokoknya gak bakalan nyesel kalau datang ke sana).
![]() |
Kawah Putih |
Kawah Putih, Yak namanya emang sederhana, tapi emang nama yang pas dan mencerminkan objek utama dari objek wisata ini, yaitu kawah yang warnanya putih. Bener-bener ya, orang-orang dulu tu kalau ngasih nama sederhana, tapi bermanfaat, dan pastinya mudah diingat. strategi marketing Masbro-Mbakbro (ya kalee dulu udah mikirin kayak gini, hehehe). Objek wisata ini berlokasi di Kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung, kalau dari Kota Bandung jaraknya sekitar 60 Km (2-3 jam perjalanan). Emang agak jauh ya Masbro-Mbakbro, tapi untuk akses jalan udah mulus banget. Masbro-Mbakbro yang bawa mobil gak usah kawatir, karena bus pariwisata aja bisa nyampai sana. Dan tentunya, first look (bener gak ye, hahaha) atau pandangan pertama saya jamin gak bakal nyesel buat ke Kawah Putih.
Trus, apa bedanya sama Tangkuban Perahu? Kan sama kawahnya.
Emang sih sama kawahnya dengan Tangkuban Perahu, tetapi tempat ini menurut saya lebih spesial dan romantis (apa lagi buat Masbro-Mbakbro yang lagi couple). Beberapa alasan yang membuat tempat ini lebih spesial diantaranya :
- Satu, bentuk kawahnya yang cenderung landai (tidak curam seperti Tangkuban Perahu), jadi Masbro-Mbakbro bisa langsung berdekatan dengan kawahnya.
- Kedua, karena tempatnya lebih jauh (dari pada Tangkuban Perahu), pengunjung di sini tidak terlalu banyak, jadi gak terlalu ramai seperti Tangkuban Perahu.
- Ketiga, suasananya lebih rapi dan tertib, karena di Kawahnya gak ada orang jualan (apalagi ada kios-kios seperti di Tangkuban Perahu).
- Dan yang terakhir, banyak spot-spot yang super keren di sini. Mulai dari kawah dengan warna putih ke biru-biruan dengan background gunung yang super cantik. Di tambah pohon-pohon dengan daun yang sedikit (terkesan kering) dan beberapa batu besar yang menambah suasana semakin romantis. Selain itu, hutan-hutan di sekitarnya juga gak kalah keren, pohon-pohon kecil yang rindang, dengan akar-akarnya yang merambat kemana-mana. Perumpamaan tuh pohon kayak binaragawan yang lagi nunjukan betapa indahnya badan mereka (perumpamaan macam apa ini, hehehe). trus buat Masbro-Mbakbro yang suka narsis, di sini juga ada spot dengan latar belakang tulisan Kawah Putih (semacam di Pantai Losari Makasar). tapi Sayang, terakhir saya kesana, tulisannya udah ada yang ilang satu.
So, dengan suasana yang asri, sejuk, dan gak terlalu ramai (lebih tertib), ditambah spot-spot yang super keren dan romantis. Gak heran kalau Kawah Putih sering digunakan untuk sesi pemotretan baik itu pre-wedding ataupun modeling. Dengan sedikit sentuhan photosop, latar kawah putih dan pasir putihnya bisa terlihat seperti salju macam di eropa-eropa, hahaha (tapi emang bener ada yang kayak gitu). tapi Masbro-Mbakbro yang masih pacaran atau bahkan masih jomblo, jangan kawatir, Kawah Putih tetep asik kok buat jepret narsis-narsisan.
Untuk menuju ke Kawah Putih, Masbro-Mbakbro bisa melalui Buahbatu ke selatan (Jalan Terusan Buahbatu). Kalau dari Tol Purbaleunyi keluar di Gerbang Tol Buah Batu, belok kanan (jalan terusan Buahbatu), masuk Dayeuh Kolot (Kabupaten Bandung), lurus terus– Bojongsoang – Baleendah ke kanan - Banjaran – Soreang (bisa lewat kota atau jalan lingkar)- Ciwidey – Kawah Putih. Kondisi jalan udah termasuk baik, tetapi dengan medan naik turun (Soreang-Kawah Putih).
Pengalaman saya pakai motor berboncengan (dua orang), harga tiket masuk sekitar 60ribuan (dua tiket masuk + dua tiket naik kendaraan + parkir motor). Memang buat Masbro-Mbakbro yang selain bawa mobil, diwajibkan ganti kendaraan (semacam angkutan dengan jendela terbuka) karena jalan dari gerbang menuju kawah putih naik-turun curam dan berkelok-kelok (3 Km-an). Saran saya buat Masbro-Mbakbro yang bawa mobil, drivernya kudu udah lincah bawa mobilnya. Kalau nggak, gak bisa bayangin, hiiii.Untuk kelengkapan sarana seperti toilet dan mushola sudah ada baik itu di lokasi kawah maupun gerbang. Tapi toilet di Gerbang lebih recomended, jadi Masbro-Mbakbro sebelum naik ke kawah, lebih baik ke kamar mandi dulu. Di Gerbang ini juga kita bisa menemukan banyak penjual makanan dan oleh-oleh. So jangan kawatir. Tapi ingat, seperti biasanya, Masbro-Mbakbro harus pinter nawar.
Dan yang paling penting, karena letaknya di atas gunung, saya sangat menyarankan Masbro-Mbakbro untuk memakai jaket karena emang suhunya cukup bikin tangan jadi kaku. Satu lagi yang penting, gunakan masker saat di kawah, karena bau belerangnya cukup menyengat. Masbro-Mbakbro bisa bawa dari rumah atau beli dari tukang jual masker (tentunya dengan harga mremo alias lebih mahal, @ 5ribu).
Demikian review saya tentang Kawah Putih, semoga bermanfaat bagi pembaca, eeiiittss, ini kenapa pakai bahasa skripsi, hehehe. mungkin itu aja Masbro-Mbakbro review saya tentang Kawah Putih, sebuah objek wisata yang super keren banget yang ada di Bandung. Pokoke gak nyesel lah nak mara rana (pokoknya gak bakalan nyesel kalau datang ke sana).
![]() |
Udara-Bumi-Air-Kawah (apinya gak ada ya, hehehe) |
![]() |
Nih cocok buat Masbro-Mbakbro yang suka pamer, hehehe |
![]() |
Hutannya gak kalah keren |
googlemaps lokasi Kawah Putih bisa dilihat disini
Langganan:
Postingan (Atom)