![]() |
orang lagi nglelet rokok (sumber) |
Yak, budaya ngopi emang udah menjadi kebiasaan orang asia tenggara (katanya sih), terutama di Indonesia. Setiap daerah punya jenis kopi dan cara penyajiannya. Hla, Kopi Lelet inilah salah satu dari berbagai jenis tersebut. Ngopi menjadi salah satu cara relaksasi orang setelah capek berkutat dengan kegiatan sehari-hari. Selain nyruput kopi, orang bisa saling bertemu dan ngobrol dengan yang lainnya. Untuk di Rembang sendiri, Kopi Lelet udah menjadi salah satu identitas dan tradisi. Di jalan-jalan banyak ditemui warung kopi. Terutama di Kecamatan Lasem, yang emang tempat dimana pertama kali Kopi Lelet Lahir. Kopi Lelet sendiri mulai muncul sekitar akhir 90’an atau awal 2000’an (pastinya nggak tau) sebagai salah satu bentuk kreatifitas Wong Rembang.
Untuk jenisnya sendiri, Kopi Lelet sebenarnya nggak identik dengan jenis kopi tertentu (setau saya), tapi ciri khasnya, tekstur bubuk Kopi Lelet lebih halus dengan kopi yang lain. Kira-kira sehalus tepung terigu (gilingnya aja sampai tujuh kali lebih). Kalau Masbro Mbakbro baru mencoba, mungkin saat minum Kopi Lelet ampasnya akan terasa seperti ketika Masbro Mbakbro makan makanan yang terkena tanah, apalagi kalau nggak didiamin dulu.
Hla terus kenapa harus halus kayak gitu? Ini nih yang menjadi alasan kenapa namanya Kopi Lelet. Setelah Kopi Lelet diminum, sisa ampas kopi inilah yang kemudian dioleskan (bahasa jawanya : dilelet) di rokok. Tentunya nggak langsung dioleskan begitu saja. Pertama-tama, sisa ampas kopi dituang di lepek cangkir (piring kecil), kemudian sisa air yang masih ada dikeringkan dengan tisu (Masbro Mbakbro nggak usah heran kalau di warung Kopi Lelet banyak ditemui tisu gulung). Setelah kering, kemudian ditambahi sedikit krimer yang biasanya disediain gratis oleh sang penjual. Krimer ini fungsinya sebagai perekat sekaligus memberi aroma. Campuran ampas kopi dan krimer inilah yang kemudian dioleskan ke rokok. Tentunya dengan dibikin halus, diharapkan kopinya bisa lebih melekat di rokok. Gak kebayangkan gimana kalau kopinya kasar, hehehe. Kalau pengalaman saya sendiri sih, rokok yang dilelet kopi itu secara rasa gak berubah, hanya aromanya (bau)aja yang lebih beda.
Memang kelihatannya kayak iseng-iseng aja ya Masbro Mbakbro. Tapi yaitulah namanya tradisi, berawal dari hal kecil dan sederhana, kemudian menjadi tradisi yang dilakukan banya orang. Tapi sekarang, Kopi Lelet juga udah dilombakan secara estetika, yaitu nglelet (oles) rokok dengan pola batik.
Sebagai info tambahan Buat Masbro Mbakbro yang kebetulan lewat Rembang, tepatnya Kecamatan Lasem (pantura). Masbro Mbakbro bisa beli bubuk Kopi Lelet di warung kopi Pak John yang udah melegenda. Lokasinya gambang kok, di Lampu Merah Masjid Raya Lasem, tinggal belok ke utara (ke kiri kalau dari arah Semarang) sekitar 50 meteran. Kalau Masbro Mbakbro lihat warung kopi sebelah kiri jalan warna merah dengan aksen putih hitam plus pengunjung yang rame (kalau nggak tutup, hehehe), hla itu tempatnya. Harganya pun terjangkau, terakhir saya kesana awal Februari 2014, harganya 22.500 rupiah per ¼ kilogram.
![]() |
Warung Kopi Lelet Pak John yang melegenda (sumber) |
Sampai disini dulu yah cerita tentang kopi khas daerah asal saya (Rembang). Harapan saya sih Kopi Lelet akan lebih dikenal masyarakat Indonesia lebih luas lagi. Dan tentunya tetap menjadi identitas Wong Rembang yang sederhana, tanpa harus ditumpangi hal-hal yang nggak baik semacam prostitusi, minuman keras, dll.
Kemarin minggu siang saya bertemu dengan om saya yang berasal dari Rembang, beliau berencana akan membuka usaha warung kopi lelet di Semarang. Saat itu saya belum tau apa itu kopi lelet. Dan beliau menjelaskan seperti penjelasan njenengan di blog ini. Saya sebagai pecinta kopi pun sangat antusias dengan rencana om saya. Dan saya yakin kopi lelet asli Rembang ini akan sangat bisa diterima oleh masyarakat Semarang, terutama anak mudanya yang sekarang mempunyai slogan "gak ngopi gak nongkrong".
BalasHapusKalo selo boleh mampir sebentar di blog kampungan saya mas, catatananakmami26.blogspot.com
Salam kenal dari Semarang :)