Jumat, 27 Desember 2013

Review Objek Wisata Pertama

Alhamdulillah, setelah seminggu vakum, akhirnya bisa ngeblog lagi Masbro-Mbakbro, hehehe. Kali ini saya akan mereview salah satu tempat wisata di Bandung. Memang salah satu tujuan saya membuat blog ini yaitu mengenalkan tempat-tempat wisata yang ada di Bandung (tempat saya sekarang tinggal), di Rembang (tempat kelahiran saya), dan di sekitarnya. Dan untuk pertama kalinya, saya akan mereview tempat wisata yang sudah terkenal banget di Bandung. Pasti Masbro-Mbakbro tahu lah, mungkin bahkan udah pernah ke sini. Apakah itu? Eng... ing... eng...

Tangkuban Perahu... Hehehehe... (lebay).
Kawah Ratu, Tangkuban Perahu


Kenapa saya memilih Tangkuban Perahu? Bukankah udah sering dibahas diberbagai media? Ya emang sih, tapi setidaknya kali ini saya akan mereview tempat wisata tersebut dalam kacamata saya yang emang kebetulan dua hari kemarin baru aja ke sana. Sekaligus buat Masbro-Mbakbro yang udah pernah ke sini bisa nostalgia, siapa tau kangen nih. Ciye..ciye...

Masbro-Mbakbro pasti udah tau lah ya, Tangkuban Perahu merupakan salah satu tempat wisata andalan di Jawa Barat. Gunung Tangkuban Perahu yang diceritakan di Legenda Dayang Sumbi dan Sangkuriang ini tepatnya berada di perbatasan Kabupaten Lembang dan Subang. Biasanya wisatawan mengunjungi Tangkuban Perahu sebagai salah satu paket wisata di Kota Bandung.

Untuk menuju  Tangkuban Perahu, jalur yang sering dilewati yaitu melalui Kota Bandung. Apabila Masbro-Mbakbro dari Jakarta, maka Masbro-Mbakbro akan masuk Kota Bandung melalui Gerbang Tol Pasteur. Kemudian sebelum naik fly over, Masbro-Mbakbro ambil jalan ke kiri (lampu merah ke kiri), yaitu melewati Jalan Setiabudi, abis itu tinggal lurus terus, bisa nyampai ke Lembang. Di sepanjang Gerbang Tol Pasteur dan Jalan Setiabudi inilah biasanya terjadi kemacetan yang cukup parah. Apalagi saat weekend atau hari libur. Saya sarankan Masbro-Mbakbro bisa berangkat agak pagi, kalau gak, siap-siap deh kejebak macet yang lamanya minta ampun. Setelah sampai di Lembang, Masbro-Mbakbro akan ketemu dengan tugu yang bentuknya bambu runcing, hla di situ Masbro-Mbakbro tinggal ambil ke kiri, lurus sekitar 10 Km bisa nyampai deh di Tangkuban Perahu. Sebagai perkiraan aja, kemarin saya ke sana naik motor dari Bandung jam 12.00 siang sampai sana jam 15.00. Tapi dengan kondisi macet (pas tanggal 25 Desember) dan ambil jalan muter dan juga tersesat, hehehe.

Setelah bergulat dengan kemacetan dari Setiabudi sampai Lembang, akhirnya saya sampai juga di lokasi. Kesan pertama saya(emang baru pertama kali ke sini, padahal di Bandung udah 2 tahun lebih, parah) tentang Tangkuban Perahu, Tinggi Masbro-Mbakbro. Dan sebelum kita tiba di puncak kawahnya, kita masuk dulu untuk membeli tiket. Satu orang Rp 13.000,00 plus parkir motor Rp 5.000,00. Gak sempet nanya untuk tipe lain seperti mobil, sorry, hehehe...  Oh iya, buat Masbro-Mbakbro yang ke sininya pakai bus, terpaksa harus turun dan ganti kendaraan yang udah disediakan. Tapi kalau naik mobil, bisa langsung dibawa ke atas. Setelah beli tiket, kita masih harus naik ke atas kawah dengan jarak 3 Km-an. Di sini nih yang bikin asik, jalan nanjak (naik) beraspal halus dan berkelok-kelok. Kanan kiri dipenuhi dengan pepohonan lebat. Kalau beruntung kita juga bisa ketemu kera-kera. Buat Masbro-Mbakbro yang bawa mobil, saya sarankan drivernya harus yang handal. Kalau yang bawa motor, saya sarankan pakai matic, kalau pakai motor bebek, apalagi kayak punya saya (supra X 125), siap-siap deh masuk gigi satu terus.

Sesampainya di atas, Masbro-Mbakbro bisa deh parkirin kendaraannya.  Oh iya, di sepanjang jalan naik ke kawah ada banyak petugas, jadi Masbro-Mbakbro yang ada halangan (semoga gak ada) gak usah khawatir. Karena saya ke Tangkuban Perahunya pas hari libur, buat yang bawa mobil kudu nunggu sebentar buat antri masuk di parkiran.

Tangkuban Perahu merupakan tempat wisata yang terdiri dari beberapa kawah besar yang masih aktif, salah satunya yang terbesar yaitu Kawah Ratu. Kawahnya super gedhe dan sangat dalam, jadi Masbro-Mbakbro gak bisa mendekat atau turun kebawah, selain itu juga dikelilingi pagar. Masbro-Mbakbro cukup menikmatinya dari atas dengan sayup-sayup udara dingin pegunungan. Tempat-tempat buat ambil foto pun banyak banget di sini, tapi cuma dengan view terbatas, yaitu background kawannya. Subhanallah, kedalaman kawah dengan tebing-tebing curam bikin hati saya ciut aja. Apalagi semua itu dalam skala yang besar, kita mah gak ada apa-apanya. Memang Allah itu Maha Besar. Untuk fasilitas sendiri, wisata Tangkuban Perahu ini udah termasuk lengkap dan baik.

 Karena tempat wisata ini tutup jam 17.00 WIB (lima sore), jadi saya di sana cuma dua jam, tapi udah cukup puas lah. Karena selain tempatnya yang naik turun (bikin capek kalau ditelusuri semua), bau belerang juga cukup bikin napas ngos-ngosan, dan juga view foto yang bisa diambil ya cuma background kawahnya. Buat Masbro-Mbakbro yang pengin beli oleh-oleh, di sini banyak banget penjual oleh-oleh. Tapi ya tadi, harganya harga mremo (harga tempat wisata yang cenderung mahal), jadi Masbro-Mbakbro harus pinter nawar. Di sini nih yang menurut saya agak gimana gitu. Kios-kios penjual di Tangkuban Perahu rata-rata merupakan bangunan semi permanen yang dibuat dengan penataan yang kurang rapi. Jadi kalau Masbro-Mbakbro mau ambil foto view langit (berlawanan dengan kawah), bakal keliahatan atap-atap kios, jadi kurang sedap deh. Oh iya, di sini juga udah ada mushola yang cukup besar dengan air wudhu yang memadahi. Jadi buat Masbro-Mbakbro yang muslim gak usah kawatir. masalah makan, di sini juga banyak yang jual, mulai dari batagor, gorengan, sampai yang jarang ditemui di tempat lain seperti jagung bakar dan ketan bakar (gemblong bakar kalau di jawa). Tapi sekali lagi, harganya itu hlo Masbro-Mbakbro, duuuuh... Masak iya gorengan satunya dua ribu. Akhirnya saya di sini cuma beli gorengan dua biji (maklum, mahasiswa + tanggal tua). Tips buat Masbro-Mbakbro yang pengin lebih irit, sebelum sampai di Tangkuban Perahu, jika di jalan ketemu Alfamart atau Indomaret bisa beli snack dan minuman terlebih dahulu.

Setelah sholat ashar (sekitar pukul 16.00 WIB), saya turun dari kawah. Di sepanjang perjalan, seperti biasa jalan cenderung ramai dan macet. Apalagi memasuki Kota Lembang dan Bandung (Jalan Setiabudi). Perjalanan di tutup dengan mampir makan di Surabi di sekitar jalan Setiabudi sekitar pukul 17.30 WIB. Surabi di sini memiliki toping yang macam-macam. Mulai dari coklat, keju, sampai telor. Patut di coba deh Masbro-Mbakbro. Tapi yang bawa mobil, siap-siap cari tempat parkir dulu, hehehe.

Sampai di sini dulu review perjalanan saya ke Tangkuban Perahu, meskipun ditempung dengan kemacetan, Masbro-Mbakbro gak bakal nyesel koq ke Tangkuban Perahu, ibarat kata, belum ke Bandung kalau belum ke Tangkuban Perahu. hehehe.

View Langit jadi kurang sedap karena ada atap-atap kios pedagang
Numpang narsis eu..hehehe...

*peta lokasi dari Bandung ke Tangkuban Perahu bisa dilihat di sini

Sabtu, 21 Desember 2013

Bandung, sudah tau lah ya?

Kali ini saya akan membahas Bandung, kota dimana sekarang saya tinggal untuk menuntut ilmu. Masbro-Mbakbro pasti tau lah ya, Kota Bandung itu bagaimana. Kota yang berada di provinsi Jawa Barat yang sekaligus sebagai ibu kota provinsi ini emang termasuk kota besar yang ada di Indonesia. Julukannya aja keren, Paris Van Java. Paris saka Jawa (Paris dari Jawa).

Emang pantas ya kalau Bandung itu diibaratkan Paris-nya Jawa. Di Bandung itu banyak sekali bangunan-bangunan tua peninggalan masa penjajahan, trus di Bandung juga cuacanya cenderung lebih sejuk, di Bandung juga surga wisata. Mulai wisata kuliner, fashion, sampai wisata budaya. Apalagi disini ceweknya juga keren-keren. Jadi ya wes pantes lah ya.

Kali ini saya mau ngasih beberapa pendapat (pendapat, atu review, atau apalah, saya juga bingung ngasih nama apa, hehehe) tentang Bandung Masbro-Mbakbro. Jadi yang ada ditulisan ini itu pendapat saya, point-of-view dari saya tentang Bandung. Kalau ada salah, saya mohon maaf, mangga disimak.

Bandung itu dingin.
Hla ini biasanya ada di pemikiran orang yang belum pernah ke Bandung atau cuma datang di Bandung beberapa hari (biasanya untuk wisata). Memang sih Masbro-Mbakbro, Bandung itu cuacanya cenderung sejuk, tapi juga nggak dingin-dingin amat seperti di Puncak atau Dieng. Kalau menurut saya, Bandung itu sama kayak kota-kota besar yang lain, saat musim kemarau di siang hari mataharinya juga menyengat. Yang bikin beda itu memang angin ‘semilir’ di Bandung itu sejuk banget.Letak geografis bandung yang ada di dataran tinggi dan dikelilingi gunung-gunung mungkin yang menyebabkan cuaca di sini cenderung sejuk. Pengecualian kalau Bandung lagi musim hujan Masbro-Mbakbro, di sini emang terasa dinginnya, cucian gak kering-kering, serasa matahari gak menyapa seharian. Oh ya, sebagai tambahan nih buat Masbro-Mbakbro yang belum tau, Bandung itu wilayahnya rata, gak naik-turun (kecuali diperbatasan), pantes kalau disebut dataran tinggi.

Bandung itu surga fashion.
Gak lengkap emang kalau ke Bandung gak beli oleh-oleh pakaian Masbro-Mbakbro. Disini segala pernak-pernik fashion mulai pakaian, tas, sepatu, dll lengkap. Mulai dari yang harganya selangit sampai yang harganya lebih murah dari mie instan (lebay, hehehe). Beberapa tempat yang udah terkenal diantaranya Pasar Baru. Buat Masbro-Mbakbro yang udah pernah wisata ke Bandung (rombongan) pasti diajak mampir ke Pasar Baru. Emang Pasar Baru itu tempatnya cocok buat wisatawan. Tempatnya juga sudah modern dan bersih, udah ada eskalatornya juga Masbro-Mbakbro. Untuk masalah harga, Pasar Baru kalau menurut saya emang cukup murah. Dan yang unik disini, harga yang ditawarkan gak bakal jauh dari harga sesungguhnya. Jadi jangan harap kalau Masbro-Mbakbro bisa nawar 30% dari harga yang ditawarkan pedagang. Gampangnya, untuk barang dengan harga 100ribu, mentok-mentoknya bisa ditawar sampai 75ribu. Tentunya harga tersebut kalau menurut saya udah layak. Jadi Masbro-Mbakbro yang gak bisa nawar, jangan kawatir diblondrokke (ketipu harga), hehehe.

Selanjutnya, tempat yang biasanya juga dikunjungi wisatawan yaitu Cibaduyut. Cibaduyut itu surganya sepatu Masbro-Mbakbro. Yang namanya surga, mau cari model dan bentuk kayak apa juga pasti ketemu Masbro-Mbakbro (lebay, hehehe). Dan tentunya, harga di sini menurut saya juga murah (layaklah).

Buat Masbro-Mbakbro yang masih muda dan pengin tampil beda. Jangan lupa untuk kunjungin Jalan Riau. Di Jalan Riau ini banyak sekali distro-distro yang udah terkenal dari dulu. Seperti RSCH dan UNKL. Yang namanya distro, Masbro-Mbakbro pastinya gak bakal nyesel dengan kualitas dan desainnya yang bagus banget. Pasti bikin Masbro-Mbakbro tampah keren wae. Emang sih, untuk masalah harga, agak mahalan dikit. Contoh aja untuk harga kaos rata-rata 70rb-150rb. Yang bikin keren Masbro-Mbakbro, baik di Cibaduyut maupun distro-distro di Jalan Riau itu produk lokal alias dalam negeri. Bangga dong Masbro-Mbakbro bisa pakai produk negeri sendiri yang kece-kece, hehehe.

Terakhir, buat Masbro-Mbakbro yang sedikit nyeleneh dan cari barang-barang vintage, jangan lupa kunjungi Pasar Gedebage. Pasar Gedebage itu tempatnya barang-barang fashion bekas. Tentunya udah dipilih-pilih dan dibersihkan terlebih dahulu. Soal harga, udah gak usah dibahas lagi, murah banget. Pengalaman saya pernah dapat tas merk terkenal dengan harga cuma 30ribu (harga barunya kayake lebih dari 150ribu). Tapi disini, Masbro-Mbakbro dituntut punya skill tawar-menawar yang tinggi karena emang harga yang ditawarkan disini bisa jauh dari harga aslinya (itu yang 30ribu tawaran pertamanya 90ribu, duh). Masbro-Mbakbro bakal bisa nemuin barang-barang aneh seperti kemeja dengan style 80an, kemeja motif bunga kayak yang dipakai bos-bos narkoba di film-film, dan masih banyak lagi. Oh iya, untuk masalah kebersihan dan kerapian, emang Pasar Gedebage gak sebersih dan serapi Pasar Baru. Tapi tentunya udah layak masuk lah, gak ada becek-becek seperti di pasar ikan tradisional.

Bandung itu surga kuliner
Ini juga gak boleh ketinggalan kalau ngomongin Bandung. Emang bandung itu terkenal dengan kulinernya yang unik unik. Yang lagi tenar-tenarnya seperti keripik Maicih dengan level-level kepedasan. Tapi gak cuma itu Masbro-Mbakbro. Masih ada lagi seperti Brownis Amanda yang udah terkenal dan rasanya, duuuh, nyesel kalau gak pernah nyoba. Selain itu Masbro-Mbakbro juga bisa menemukan kuliner olahan ayam dan bebek yang super banyak jenisnya dengan ciri khas masing-masing.

Kalau menurut saya, emang orang-orang Bandung itu kreatif dan berani untuk mengolah makanan. Makanan yang kita anggap biasa, dengan kreatifitas bisa disulap menjadi makanan unik, bikin penasaran, dan tentunya harga akan meningkat.  Contoh aja seperti Surabi NH di Jalan Setiabudi, Masbro-Mbakbro pasti tau lah ya surabi (serabi). Makanan yang di desa kelahiran saya dijual cuma 500rupiah, dengan ditambahkan toping yang enak dan bermacam-macam, menjadi makanan yang lebih enak dan berkelas. Harganya pun naik jadi 6ribuan keatas. Salut banget lah buat orang-orang Bandung yang kreatif.

Terakhir, buat Masbro-Mbakbro yang mau cari oleh-oleh tradisional, bisa datang ke Pasar Kosambi. Disini Masbro-Mbakbro bisa mborong aneka camilan seperti selai pisang, keripik pedas, peuyeum, dll. Saya sebut mborong karena emang disini kita membeli dengan takaran kiloan dan tentunya dengan harga yang lebih murah.

Bandung itu ceweknya cantik-cantik
Ini juga yang biasanya ada dipikiran orang yang belum tau Bandung. Kalau menurut saya, cantik itu relatif lah ya. Cewek di Rembang pun gak kalah cantik dengan cewek Bandung (promosi daerah sendiri, hehehe). Emang, cewek di Bandung itu sebagian besar sudah sadar dengan penampilan. Rata-rata kulit mereka juga putih-putih (cuaca mungkin mempengaruhi, hehehe). Fashion pun udah menjadi hal wajib (disini kan pusat fashion). Dan masalah fashion, sebenarnya gak cuma ceweknya, hampir semua orang Bandung mulai dari anak-anak sampai orang tua, mulai dari pengusaha sampai pedagang dipinggir jalan, baik itu cewek maupun cowok, semua sadar banget dengan fashion. Contoh saja Aa’-aa’ yang jualan batagor dipinggir jalan, biasanya memakai jaket, celana jean, kaos distro. Hal ini tentunya jarang ditemukan ditempat lain.

Satu hal lagi yang sering saya alami, biasanya orang atau keluarga saya bilang begini

ati-ati hlo mas karo cewek-cewek Bandung, pergaulane bebas” (hati-hati Mas sama cewek-cewek Bandung, pergaulannya bebas).

Inilah yang masih banyak ada dipikirin orang tentang cewek Bandung. Menurut saya, stereotip (maaf kalau salah, hehehe) seperti ini sebenarnya gak hanya buat Bandung, tapi juga kota-kota besar yang ada di Indonesia. Masuknya budaya modern yang cenderung bebas, emang sedikit-banyak merubah pola pergaulan anak mudanya beserta asesoris pendukungnya (gaya bicara, gaya berpakaian, dll). Tapi jangan salah juga Masbro-Mbakbro, di Bandung masih banyak orang-orang baik.

Masalah pergaulan dan gaya hidup sepertinya memang menjadi masalah sekaligus tantangan buat kita Masbro-Mbakbro, gak cuma orang Bandung saja, tapi semua warga Indonesia.

Bandung itu Persib.
Gak afdol kayaknya kalau membahas Bandung gak bahas Persib juga. Memang Persib Bandung itu udah menjadi bagian dari masyarakat Bandung, bahkan Jawa Barat. Persib gak cuma sebagai tim sepak bola yang mereka dukung, tapi udah kayak bagian dari mereka. Kebanggaan mereka Masbro-Mbakbro.

Walaupun saya gak ngikutin perkembangan Persib, emang semangat Persib itu kentara banget di orang Bandung. Gak cuma anak mudanya aja, bapak-bapak yang udah tua aja biasa saya temui memakai jersey Persib. Apalagi saat Persib mau tanding, antusiasme warga Bandung begitu tinggi. Gak cuma yang mendukung di stadion, udah menjadi pemandangan biasa di warung orang-orang pada lihat Persib bertanding. Gak heran kalau Persib sering tayang di televisi. Jujur, saya salut banget sama Maung Bandung dan Bobotoh.


Kali ini, cukup sampai disini aja saya berpendapat tentang Bandung. Kalau ada salah penulisan, atau yang menyinggung Masbro-Mbakbro, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Bandung adalah salah satu bagian penting dalam perjalan hidup saya, dan tentunya gak bakal saya lupakan. :)

Selasa, 17 Desember 2013

Rembang, itu dimana ya?

Rembang Bangkit (Bahagia, Aman, Nyaman, Gotong-royong, Kerja keras, Iman, Taqwa) lengkapnya Masbro-Mbakbro, mungkin beberapa orang sudah tau eksistensi kota ini. Baik itu melalui media Internet seperti wiki, lewat pemberitaan di televisi, maupun lewat tokoh-tokoh yang berasal atau memiliki hubungan dengan Rembang seperti R.A. Kartini dan K.H. Mustofa Bisri. Tapi, masih banyak juga yang belum tahu hlo tentang Rembang.

Pengalaman yang sering saya rasakan selama kuliah di Bandung. Dialog yang sering saya alami.
Orang : "Aslinya dari mana A'?"
Saya   : "Dari Rembang?"
Orang : "Rembang teh dimana?"
Saya   : "Jawa Tengah Pak"
Orang : "Saya kok baru dengar ya?"
Saya   : "Hehe... iya Pak, dari Semarang 3 jam-an ke timur Pak, sebelah timurnya Pati"

Selain itu, kadang di berita Televisi juga memberitakan tentang Rembang. Tapi sayang banget Masbro-Mbakbro, beberapa pengisi suara berita masih salah menyebut Rembang dengan aksen 'Rémbang', yang bener itu 'Rèmbang' Masbro-Mbakbro. Makannya Masbro-Mbakbro, kali ini saya mau nyeritain Rembang, kota dimana saya dilahirkan dan tinggal dari kecil sampai SMA.

Geografi dan lokasi
Rembang itu salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah Masbro-Mbakbro. tepatnya berada di bagian utara dan timur. Bingung ya hehe, jadi posisi Rembang itu langsung bensentuhan dengan Laut Jawa dan sekaligus berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Tuban). Jadi otomatis Rembang itu dilewati Jalan Pantura yang legendaris itu Masbro-Mbakbro. Kalau Masbro-Mbakbro waktu pulang kampung dan lewat Pantura, bisa banget mampir di Rembang.

Batas Utara : Laut Jawa
Batas Timur : Jawa Timur (Kabupaten Tuban)
Batas Selatan : Kabupaten Blora
Batas Barat : Kabupaten Pati

Rembang dibagi menjadi empat belas (14) kecamatan, dengan Kecamatan Rembang sebagai ibukota kabupatennya.

untuk keadaan geografisnya Masbro-Mbakbro, di Rembang memiliki pantai, pegunungan kapur, dan juga persawahan. Iklim di Rembang kalau menurut saya cenderung panas Masbro-Mbakbro. Di Rembang itu jarang banget turun hujan. Padahal sebagian besar warganya bekerja pada pertanian, dan lebih parahnya lagi, di Rembang itu gak ada sungai besar yang airnya mengalir tiap tahun. Jadi di Rembang rata-rata sawahnya tadah hujan (mengandalkan sumber air dari hujan).

Penduduk
Penduduk Rembang kebanyakan berprofesi sebagai petani, kemudian nelayan, baru yang lainnya. Satu hal yang unik Masbro-Mbakbro, pekerjaan sebagai PNS di Rembang itu termasuk pekerjaan idaman, sudah wauw kalau bahasa gampangnya. Hal ini bisa terjadi karena memang perekonomian di Rembang cenderung masih tertinggal dengan daerah lain. Industri yang biasanya menjadi andalan suatu daerah masih sangat kecil di Rembang, kebanyakan di Rembang masih bersifat UKM atau industri rumahan. Setahu saya di Rembang industri yang baru masuk itu Pabrik Pengepakan Rokok dan Pabrik Semen (masih tahap pembangunan). Dengan kondisi ekonomi tersebut, pendapatan rata-rata masyarakat juga masih rendah. Jadi jangan harap di Rembang itu ada Mall seperti di kota-kota besar Masbro-Mbakbro.

Untuk pendidikannya sendiri Masbro-Mbakbro, di Rembang sudah termasuk baik sampai level SMA. Meskipun SMA-SMA pilihan masih terpusat berada di Kecamatan Rembang yang sekaligus ibu kota kabupaten. Selain itu, di Rembang juga terdapat beberapa pesantren yang eksistensinya sudah diakui. Untuk pendidikan setingkat universitas, itu yang masih ketinggalan Masbro-Mbakbro. Walaupun sudah ada sekolah tinggi, tetapi sebagian besar warga Rembang memilih kuliah di luar kota seperti Semarang, Solo, Yogya, sampai Bandung seperti saya ini Masbro-Mbakbro.

Wisata dan Kuliner
Rasanya kurang kalau gak bahas yang satu ini ya Masbro-Mbakbro, hehehe. Untuk wisata di Rembang itu termasuk lengkap Masbro-Mbakbro. Mulai dari wisata sejarah, wisata religi, maupun wisata alam. Dampo Awang Beach (dulu Pantai Kartini) salah satu yang paling terkenal. Selain karena berada di Kecamatan Rembang, tempat ini juga yang paling lengkap fasilitasnya. Di tempat ini pula tiap tahun, tepatnya seminggu setelah Idul Fitri diadakan acara Bada Kupat (Lebaran Ketupat). Wedeh, pokoknya rame. Ada juga wisata sejarah seperti Makam R.A. Kartini, Petilasan Sunan Bonang, dan Situs Kapal Kuno.

Mungkin hambatan sekaligus tantangan tempat wisata di Rembang yaitu Fasilitas, Pengembangan, serta Promosi yang kurang. Lebih detailnya mungkin akan saya ceritakan di postingan-postingan ke depan.

Seperti daerah lain di Indonesia, urusan kuliner di Rembang begitu beragam Masbro-Mbakbro, mungkin sebagai gambaran, makanan di Rembang cenderung pedas, gurih (banyak rempah), dan dengan olahan laut. Mulai dari sayur-sayuran seperti sayur lodeh, sayur asem, sayur merica. Kemudian yang cukup melegenda seperti Lontong Tuyuhan dan sate serepeh. Untuk jajanannya seperti tape ketan, dumbeg, sampai Kopi Lelet. Pokoknya banyak Masbro-Mbakbro. Dan yang lebih asyik, makanan-makanan tersebut masih banyak ditemui di pasar-pasar dan tempat umum yang harganya sangat terjangkau, belum ada itu yang namanya Brand-nisasi seperti yang lagi rame-ramenya di Bandung Masbro-Mbakbro, hehehe.


Mungkin itu sedikit gambaran tentang Rembang Masbro-Mbakbro. Sebagai Wong Rembang (Orang Rembang) saya selalu berharap semoga Rembang kedepan akan berkembang semakin baik. Perekonomian semakin maju, pendidikan mudah dijangkau. Dan tentunya lebih terkenal di mata orang Indonesia dan seluruh dunia (jauh amat, hehehe). Pokoknya yang baik-baik ajalah, hehehe.

Senin, 16 Desember 2013

Tentang

Blog ini saya buat guna menyalurkan segala apa yang ingin saya salurkan Masbro. Mulai dari uneg-uneg saya, pengalaman saya, dan lain sebagainya. Selain itu, di blog ini saya juga akan memberikan tempat khusus tentang Rembang (kota kelahiran dan asal saya) dan Bandung (Kota dimana saya sekarang tinggal & menuntut ilmu). Topik yang ada di blog ini tidak terbatas pada pengalaman pribadi saya, tetapi juga tentang berbagai masalah dalam “sudut pandang” saya Masbro.

Semoga blog ini memberikan manfaat bagi para Masbro-Masbro pembaca. Dan apabila ada kesalahan kata, sumber, dan lain-lain, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. :)

Salam Hangat,

Agung Hery Wibawa