Tangkuban Perahu... Hehehehe... (lebay).
![]() |
Kawah Ratu, Tangkuban Perahu |
Kenapa saya memilih Tangkuban Perahu? Bukankah udah sering dibahas diberbagai media? Ya emang sih, tapi setidaknya kali ini saya akan mereview tempat wisata tersebut dalam kacamata saya yang emang kebetulan dua hari kemarin baru aja ke sana. Sekaligus buat Masbro-Mbakbro yang udah pernah ke sini bisa nostalgia, siapa tau kangen nih. Ciye..ciye...
Masbro-Mbakbro pasti udah tau lah ya, Tangkuban Perahu merupakan salah satu tempat wisata andalan di Jawa Barat. Gunung Tangkuban Perahu yang diceritakan di Legenda Dayang Sumbi dan Sangkuriang ini tepatnya berada di perbatasan Kabupaten Lembang dan Subang. Biasanya wisatawan mengunjungi Tangkuban Perahu sebagai salah satu paket wisata di Kota Bandung.
Untuk menuju Tangkuban Perahu, jalur yang sering dilewati yaitu melalui Kota Bandung. Apabila Masbro-Mbakbro dari Jakarta, maka Masbro-Mbakbro akan masuk Kota Bandung melalui Gerbang Tol Pasteur. Kemudian sebelum naik fly over, Masbro-Mbakbro ambil jalan ke kiri (lampu merah ke kiri), yaitu melewati Jalan Setiabudi, abis itu tinggal lurus terus, bisa nyampai ke Lembang. Di sepanjang Gerbang Tol Pasteur dan Jalan Setiabudi inilah biasanya terjadi kemacetan yang cukup parah. Apalagi saat weekend atau hari libur. Saya sarankan Masbro-Mbakbro bisa berangkat agak pagi, kalau gak, siap-siap deh kejebak macet yang lamanya minta ampun. Setelah sampai di Lembang, Masbro-Mbakbro akan ketemu dengan tugu yang bentuknya bambu runcing, hla di situ Masbro-Mbakbro tinggal ambil ke kiri, lurus sekitar 10 Km bisa nyampai deh di Tangkuban Perahu. Sebagai perkiraan aja, kemarin saya ke sana naik motor dari Bandung jam 12.00 siang sampai sana jam 15.00. Tapi dengan kondisi macet (pas tanggal 25 Desember) dan ambil jalan muter dan juga tersesat, hehehe.
Setelah bergulat dengan kemacetan dari Setiabudi sampai Lembang, akhirnya saya sampai juga di lokasi. Kesan pertama saya(emang baru pertama kali ke sini, padahal di Bandung udah 2 tahun lebih, parah) tentang Tangkuban Perahu, Tinggi Masbro-Mbakbro. Dan sebelum kita tiba di puncak kawahnya, kita masuk dulu untuk membeli tiket. Satu orang Rp 13.000,00 plus parkir motor Rp 5.000,00. Gak sempet nanya untuk tipe lain seperti mobil, sorry, hehehe... Oh iya, buat Masbro-Mbakbro yang ke sininya pakai bus, terpaksa harus turun dan ganti kendaraan yang udah disediakan. Tapi kalau naik mobil, bisa langsung dibawa ke atas. Setelah beli tiket, kita masih harus naik ke atas kawah dengan jarak 3 Km-an. Di sini nih yang bikin asik, jalan nanjak (naik) beraspal halus dan berkelok-kelok. Kanan kiri dipenuhi dengan pepohonan lebat. Kalau beruntung kita juga bisa ketemu kera-kera. Buat Masbro-Mbakbro yang bawa mobil, saya sarankan drivernya harus yang handal. Kalau yang bawa motor, saya sarankan pakai matic, kalau pakai motor bebek, apalagi kayak punya saya (supra X 125), siap-siap deh masuk gigi satu terus.
Sesampainya di atas, Masbro-Mbakbro bisa deh parkirin kendaraannya. Oh iya, di sepanjang jalan naik ke kawah ada banyak petugas, jadi Masbro-Mbakbro yang ada halangan (semoga gak ada) gak usah khawatir. Karena saya ke Tangkuban Perahunya pas hari libur, buat yang bawa mobil kudu nunggu sebentar buat antri masuk di parkiran.
Tangkuban Perahu merupakan tempat wisata yang terdiri dari beberapa kawah besar yang masih aktif, salah satunya yang terbesar yaitu Kawah Ratu. Kawahnya super gedhe dan sangat dalam, jadi Masbro-Mbakbro gak bisa mendekat atau turun kebawah, selain itu juga dikelilingi pagar. Masbro-Mbakbro cukup menikmatinya dari atas dengan sayup-sayup udara dingin pegunungan. Tempat-tempat buat ambil foto pun banyak banget di sini, tapi cuma dengan view terbatas, yaitu background kawannya. Subhanallah, kedalaman kawah dengan tebing-tebing curam bikin hati saya ciut aja. Apalagi semua itu dalam skala yang besar, kita mah gak ada apa-apanya. Memang Allah itu Maha Besar. Untuk fasilitas sendiri, wisata Tangkuban Perahu ini udah termasuk lengkap dan baik.
Karena tempat wisata ini tutup jam 17.00 WIB (lima sore), jadi saya di sana cuma dua jam, tapi udah cukup puas lah. Karena selain tempatnya yang naik turun (bikin capek kalau ditelusuri semua), bau belerang juga cukup bikin napas ngos-ngosan, dan juga view foto yang bisa diambil ya cuma background kawahnya. Buat Masbro-Mbakbro yang pengin beli oleh-oleh, di sini banyak banget penjual oleh-oleh. Tapi ya tadi, harganya harga mremo (harga tempat wisata yang cenderung mahal), jadi Masbro-Mbakbro harus pinter nawar. Di sini nih yang menurut saya agak gimana gitu. Kios-kios penjual di Tangkuban Perahu rata-rata merupakan bangunan semi permanen yang dibuat dengan penataan yang kurang rapi. Jadi kalau Masbro-Mbakbro mau ambil foto view langit (berlawanan dengan kawah), bakal keliahatan atap-atap kios, jadi kurang sedap deh. Oh iya, di sini juga udah ada mushola yang cukup besar dengan air wudhu yang memadahi. Jadi buat Masbro-Mbakbro yang muslim gak usah kawatir. masalah makan, di sini juga banyak yang jual, mulai dari batagor, gorengan, sampai yang jarang ditemui di tempat lain seperti jagung bakar dan ketan bakar (gemblong bakar kalau di jawa). Tapi sekali lagi, harganya itu hlo Masbro-Mbakbro, duuuuh... Masak iya gorengan satunya dua ribu. Akhirnya saya di sini cuma beli gorengan dua biji (maklum, mahasiswa + tanggal tua). Tips buat Masbro-Mbakbro yang pengin lebih irit, sebelum sampai di Tangkuban Perahu, jika di jalan ketemu Alfamart atau Indomaret bisa beli snack dan minuman terlebih dahulu.
Setelah sholat ashar (sekitar pukul 16.00 WIB), saya turun dari kawah. Di sepanjang perjalan, seperti biasa jalan cenderung ramai dan macet. Apalagi memasuki Kota Lembang dan Bandung (Jalan Setiabudi). Perjalanan di tutup dengan mampir makan di Surabi di sekitar jalan Setiabudi sekitar pukul 17.30 WIB. Surabi di sini memiliki toping yang macam-macam. Mulai dari coklat, keju, sampai telor. Patut di coba deh Masbro-Mbakbro. Tapi yang bawa mobil, siap-siap cari tempat parkir dulu, hehehe.
Sampai di sini dulu review perjalanan saya ke Tangkuban Perahu, meskipun ditempung dengan kemacetan, Masbro-Mbakbro gak bakal nyesel koq ke Tangkuban Perahu, ibarat kata, belum ke Bandung kalau belum ke Tangkuban Perahu. hehehe.
![]() |
View Langit jadi kurang sedap karena ada atap-atap kios pedagang |
![]() |
Numpang narsis eu..hehehe... |
*peta lokasi dari Bandung ke Tangkuban Perahu bisa dilihat di sini